AMALAN BULAN DZUL HIJJAH
AMALAN DI BULAN DZUL HIJJAH
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Dzul Hijjah atau dalam penanggalan Jawa sering disebut “Bulan Besar/Bulan Hajji”. Pada kesempatan ini kami share Amalan yang dianjurkan diamalkan sepanjang bulan Dzul Hijjah.
Ketahuilah, sesungguhnya bulan Dzulhijjah adalah bulan yang diagungkan, di dalamnya ada ibadah haji yang merupakan rukun dari rukun-rukun Islam. Bulan yang diagungkan kehormatannya, penuh kebaikan dan terkabulnya doa-doa dan hajat. Di bulan ini ada sepuluh malam yang Allah ﷻ jadikan sumpah dengannya.
Di dalam Al-Qur’an Al-Karim dengan firman-Nya :
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi waktu fajar dan malam-malam sepuluh”.
Sungguh yang bersumpah dengannya adalah Dzat yang Maha Agung. Para ulama berbeda pendapat tentang yang di maksud dengan waktu fajar dan malam-malam sepuluh tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan :
Yang dimaksud dengan waktu fajar adalah waktu fajar setiap hari seperti pendapat Imam As-Syuthi dalam tafsirnya. Atau waktu fajar di hari pertama bulan Muharram, karena dari bulan itu terbitlah tahun baru HIjriyah. Atau waktu fajar di awal hari Idul Adha, karena hari itu terdapat banyak manasik haji dan ibadah-ibadah lainnya. Atau waktu fajar di hari pertama bulan Dzul Hijjah, karena di barengi dengan kalimat malam-malamsepuluh atau waktu fajar hari ‘Arofah. Dan inilah pendapat yang Paling banyak.
Adapun yang dimaksud dengan malam-malam sepuluh adalah
Dalam Dzul Hijjah seperti pendapat Imam As-Suyuthi dalam tafsirnya, ada pendapat mengatakan bahwa itu adalah sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Ada juga yang mengatakan pendapat bahwa itu adalah sepuluh malam pertama bulan Muharram.
Dan bahwasanya Allah ﷻ Berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Fajr ayat 1 dan 2 yang artinya “Dan demi malam-malam sepuluh”
Pada ayat diatas menggunakan kalimat berbentuk isim Nakirah (umum) karena malam-malam itu adalah paling utamanya malam dalam setahun Al-Hafidz Muhammad bin Nasshiruddin Damasyqus As-safi’i berkata di dalam risalahnya tentang keutamaan-keutamaan sepuluh malam Dzul Hijjah :
Pendapat yang pertama adalah pendapat yang terbanyak yaitu bahwasanya itu adalah sepuluh malam bulan Dzul Hijjah. Pendapat ini masyhur dan Shohih. Kemudian beliau menampilkan hadits-hadits yang dibuat dalil atas hal itu, sampai ucapan beliau.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang di maksud waktu fajar adalah waktu fajar hari ‘Arofah dan yang di maksud dengan malam-malam sepuluh adalah sepuluh malam bulan Dzul Hijjah seperti keterangan diatas.
Syekh Abu Usman berkata : “Orang-orang dahulu mengutamakan tiga sepuluh malam, yaitu : Sepuluh malam pertama bulan Muharram, dan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dan hadits-hadits Nabi ﷺ mengisyaratkan keutamaan sepuluh malam bulan Dzul Hijjah di bandingkan sepuluh malam yang telah disebutkan tadi, karena di dalamnya ada hari Tarwiyah, hari ‘Arofah dan hari Idul Adha. Dalam hadits di sebutkan :
“Tidak ada hari yang lebih utama di sisi Allah dari sepuluh hari bulan Dzull Hijjah dan tidak ada malam yang lebih utama dari sepuluh malamnya. Bulan itu adalah penutup bulan-bulan tertentu yang disebutkan dalam firmannya :
“Ibadah haji di bulan bulan yang dimaklumi“ yaitu; Syawal, Dzul Qo'dah dan sepuluh hari bulan Dzul Hijjah”. Sebagian ulama memasukkan hari idul adha. Dari Ibnu Abbas ra :
“Tidak ada hari yang lebih utama selain hari ini, maka perbanyaklah di dalamnya tahlil dan takbir, karena sesungguhnya itu adalah hari untuk bertahlil, bertakbir dan berdzikir kepada Allah SWT. Dan berpuasa satu hari di dalamnya menandingi puasa satu tahun dan beramal di hari-hari itu di lipat gandakan menjadi tujuh ratus”.
Dan hadits-hadits lainnya yang seperti itu. Kemudian beliau (Abu usman) berkata: “Dan ada Hadits yang mengatakan bahwa do’a di sepuluh hari bulan itu di kabulkan, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy'ari ra: "Sesungguhnya hari-hari yang dimaklumi itu adalah sembilan hari bulan Dzul Hijjah selain hari kesepuluhnya (hari Idul Adha), dan bahwasanya do'a di dalamnya tidak akan di tolak bagaimana tidak, sedangkan di dalamnya ada hari arofah yang di t'iwayatkan bahwa hari 'Arofah adalah paling utamanya hari-hari di dunia. Hadits yang di riwayatkan ibnu Hibban dalam shohihnya dari hadits Jabir ra.
Kami akan sebutkan beberapa tahlil dan doa-doa di bulan Dzul Ilijjah yang kami ketahui Aku telah melihat tulisan beberapa ulama yang utama bahwasanya di anjurkan untuk membaca doa ini sepuluh kali di setiap hari dari sepuluh hari bulan Dzul Hijjah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اللَّيَالِيْ وَالدُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ اْلأَيَّاِم وَالشُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَمْوَاجِ الْبُحُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَضْعَافِ اْلأُجُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الْقَطْرِ وَالْمَطَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَوْرَاقِ الشَّجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الشَّعْرِ وَالْوَبَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرَّمْلِ وَالْحَجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الزَّهْرِ وَالثَّمَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَنْفَاسِ الْبَشَرِ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ لَمْحِ الْعُيُوْنِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي اللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي الصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الرِّيَاحِ فِي الْبَرَارِيْ وَالصُّخُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ خَلْقِهِ أَجْمَعِيْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Artinya “
Tiada Tuhan selain Allah, kuucapkan sebanyak bilangan malam dan tahun. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan hari dan bulan. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bilangan buih lautan. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak lipatan ganjaran. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan rintik hujan. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan daun-daun pohon. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan rambut dan bulu. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan pasir dan batu. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan bunga dan buah. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan nafas manusia. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan kedipan mata. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan sesuatu yang ada dan yang akan ada. Tiada Tuhan selain Allah maha Tinggi Allah dari orang orang yang mensekutui-Nya. Tiada Tuhan selain Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. Tiada Tuhan selain Allah di dalam malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. Tiada Tuhan selain Allah di dalam subuh apabila fajar telah menyingsing. Tiada Tuhan selain Allah sejak hari kita ini sampai hari ditiupkannya sangkakala. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bilangan makhlukNya semua. Tiada Tuhan selain Allah sejak hari kita ini sampai hari pembalasan”.
Aku tidak melihat ulama yang menulis do'a ini menisbatkannya kepada seseorangpun, tetapi ia hanya mengatakan: “sesungguhnya do'a itu mempunyai banyak ke utamaan”. Kemudian aku melihat al allamah al-Wannai rh berkata di dalam risalahnya: “Imam Ath-Thobroni, meriwayatkan di dalam buku kumpulan besarnya dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda: “Barangsiapa di sepuluh hari bulan Dzul Hijjah mengucapkan Dzikir ini sepuluh kali setiap harinya, maka dosanya yang lalu dan akan datang di ampuni oleh Allah ﷻ yaitu :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الدُّهُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ أَمْوَاجِ الْبُحُوْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ النَّبَاتِ وَالشَّجَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ الْقَطْرِ وَالْمَطَرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ لَمْحِ الْعُيُوْنِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ.
Artinya
“Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan tahun. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bilangan buih di lautan. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak bilangan tumbuhan dan pohon. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak rintik rintik hujan. Tiada Tuhan selain Allah kuucapkan sebanyak bilangan kedipan mata. Tiada Tuhan selain Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. Tiada Tuhan selain Allah sejak hari kita ini sampai hari di tiupkannya sangkakala”.
Aku (pengarang) berkata: “yang lebih baik adalah masing masing keduanya dibaca menurut batasannya yaitu sepuluh kali, karena mungkin juga dzikir yang pertama ada periwayatan nya, maka di kumpulkan kedua periwayatannya. Apabila ia ingin membacanya Secara ringkas, maka amalkanlah yang terakhir ini karena dzikir itu datang dari Nabi ﷺ secara yakin.
0 Response to "AMALAN BULAN DZUL HIJJAH"
Post a Comment