HIZIB SHORIM AL-HINDY SYEKH AHMAD RIFA’I RA


HIZIB SHORIM AL-HINDY
SYEKH AHMAD RIFA’I RA

Hizib Shorim al-Hindiy karya monumental dari seorang Syekh Kabir, Ahmad ar-Rifa’i RA. Hizib ini diijazahkan secara turun temurun dari sang Muallif yakni Syekh Ahmad Rifa’i, kepada cucunya Sayid Ibrahim al-A’zab, kemudian diturunkan kepada keponakannya Sayid ‘Izzuddin as-Shoyyad, kemudian diturunkan kepada cicitnya Sayid Syekh Izzuddin Ahmad As-Shoyyad ar-Rifa;’i Al-Husaini, kemudian kepada putra dari Sayyid Syamsuddin Abdul Muhsin, kemudian kepada Ibnu Sayid ‘Izzuddin Ibrahim, kemudian diturunkan kepada putranya yang bernama Sholih al-Kabir.


Menurut cerita dari Syekh Syarif Sholih al-Kabir, bahwa Hizib Shorim al-Hindiy ini memiliki khasiat yang amat luar biasa, terutama tentang keselamatan dan keamanan, serta terhindar dari fitnah. Dan yang lebih menonjol dari Hizib iniseperti bumerang, yaitu jika ada orang yang hendak menyerang kita, maka serangan itu akan mengenai dirinya sendiri walau sang lawan berada di seberang lautan. Jika hizib ini dibaca pada kawanan binatang (katakanlah kambing gembaaan) maka kambing/ binatang itu akan aman dan selamat dari incaran harimau. Karena sifat bawaan dari hizib ini adalah tameng dari segala perlawanan dan ancaman, keselamatan dari segala macam bentuk kecelakaan / balak. Wallohu A’lam.

          
-﴿حِزْبُ الصَّارِمِ الْهِنْدِىِّ﴾-
إِلٰى حَضْرَةِ النَّبِـيِّى الْـمُصْطَفٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ الْفَاتِحَةِ :.... ثُمَّ إِلٰى حَضْرَةِ جَمِيْعِ اْلأَنْبِيَآءِ وَاْلأَوْلِيَآءِ خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجِيْلَانِى وَالشَّيْخِ الْكَبِيْرِ أَحْمَدُ الرِّفَاعِى وَأَئِمَّةِ اْلأَرْبَعَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ سُوْنَانْ كَالِى جَاڮَا شَيْخِ جَاڠْكُوڠْ لَانْدُوهْ شَيْخِ أَحْمَدْ بَشِيرْ آمْبَاهْ بۤرُوڠْڮَاهْ جَاتِى آمباه حَسَنْ رَحْمَةْ فَاڠِــيْرَانْ تۤفَوصَونَوْ شَيْئٌ لِلّٰهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةِ : ....

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ إِنِّى أَصْبَحْتُ هَذَا (إِنْ كَـانَ الْوَقْتُ صَبَاحًا, وَإِنْ كَانَ الْوَقْتُ مَسَآءً فَلْتَقُلْ  :اَللّٰهُمَّ إنِّى أَمْسَيْتُ( فِى حِفْظِكَ وَأَمَانِكَ وَضَمَانِكآَ وَفِى رُكْنِ مِنْ أَرْكَــانِكَ فىِ قُبَّةٍ مِنْ حَدِيْدٍ أَسْفَلُهَا فِى الْـمَاءِ وَرَأْسُهَا فِى السَّمَآءِ مَفَاتِحُهآَ يَاجَمِيْلَ السِّتْرِ, إِذَا أَحَاطَ الْبَلَاءُ, اللهُ رَبِّـــى وَمُحَمَّدٌ نَبِـــيِّى وَالْــكَعْبَةُ قِبْلَتِى وَبَقِيَّةُ الصَّحَابَةِ رُكْـــنِى. يَا مَنْ الْكُــلُّ مِنْهُ  وَالْــكُـلُّ إِلَيْهِ. يَا مَنْ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰاتِ وَاْلأَرْضِ كُــلُّهَا بِيَدَيْهِ, إِكْفِنِى بِكِفَايَـــتِكَ شَرَّ مَنْ لَمْ أَقْدِرْ عَلَيْهِ. اَللّٰهُمَّ مَنْ أَرَادَنِى بِسُوْءٍ فَاجْعَلْ دَائِرةً السُّوْءِ عَلَيْهِ. اَللّٰهُمَّ ارْمِ نَحْرُهُ فِى كَيْدِهِ وَكَيْدُهُ فِى نَحْرِهِ حَتَّى يَذْبَحَ نَفْسُهُ بِيَدَيْهِ. تَحَصَّنْتُ بِـــــ(يٰـــسۤ) تَوَكَّــلْتُ عَلَى رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ. بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِى, آيَةُ اْلــكُرْسِيِّ تُرْسِى. وَاللهُ مِنْ وَرَآئِـهِمْ مُحِيْطٌ بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيْدٌ فِى لَوْحٍ مَحْفُوْظٍ. فَاللهُ خَـــيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِــيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّـــبِـــيْنَ الطَّاهِرِيْنَ أَجْمَعِـــيْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى اْلـمُرْسَلِــيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِــيْنَ.       

Artinya :
Ya Alah. Sesungguhnya di pagi hari ini (jika membacanya di waktu pagi hari menggunakan kata “Allohumma inni ashbahtu” jika bacanya sore hari maka diganti menjadi “Alohumma inni amsaitu”) berada di dalam Penjagaan-Mu dan Ke-Amanan-Mu serta berada dalam Tanggungan-Mu, dan ada di dalam rukun diantara rukun-rukun-mu, dan saya berada ada di dalam kubah (yang terbuat) dari besi dimana alasnya berada di dalam air (samudera) dan kepalanya berada dilangit (angkasa). Duhai Dzat yang Maha Indah lagi maha Menutupi, kunci pembukanya adalah ketika datangnya balak dan Allah adalah Tuhan-ku, dan Muhammad adalah nabi-ku, Kab’bah kiblat-ku dan seluruh sahabat nabi adalah rukunku.

Duhai Dzat yang segalanya berasal dari-Nya dan segalanya akan kembali kepada-Nya, Dzat yang menguasai langit dan bumi yang berada dibawah ke-Kuasaan-Nya. cukupkanlah aku dengan kecukupan-Mu dari kejelekan orang yang tak dapat kujangkau.

Ya Allah, lemparilah ia dengan sembelihannya-nya dalam usaha (pembunuhan)-nya, dan usaha (pembunuhan)-nya dalam penyembelihan-nya sehingga ia menyembelih / membunuh dirinya dengan tangannya sendiri.

Saya berlindung di balim Yaa-Siin, saya berserah diri kepada Tuhan yang Memelihara alam semesta, dengan menyebut Nama Allah atas diriku, ayat kusri sebagai tamengku. “Padahal Allah mengepung mereka dari belakang. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) di Lauh Al-Mahfudz” (maksudnya, mereka tidak dapat lolos dari Kekuasaan Allah)

Maka cukulah Allah bagi kita, Sebaik-baiknya kepasrashan. Semoga kesejahteraan selalu terlimpahkan kepada junjungabn kami nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya yang suci-suci. semoga keselamatan selalu terlimpahkan kepada seluruh para utusan. Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. 

0 Response to "HIZIB SHORIM AL-HINDY SYEKH AHMAD RIFA’I RA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel