BERUSAHA MENJADI KEKASIH ALLAH DAN RASUL-NYA
RENUNGAN DI PENGHUJUNG RAMADHAN 1439 H
MENCINTAI ALLAH DAN RASUL-NYA
Mumpung masih dalam moment Bulan Ramadhan, mari kita bersama-sama mempersiapkan diri sebagai Kekasih-Nya. Kita tahu bahwa seluruh Cinta Allah ﷻ telah direbut oleh junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ. Maka, cara tercepat untuk memperoleh Cinta-Nya adalah dengan mencintai Nabi Muhammad ﷺ Dan tidak ada cara lain untuk merebut cinta Nabi Muhammad ﷺ kecuali dengan bersholawat dan meneladani akhlaknya ﷺ.
Pertama-tama, menggunakan “rasa” bukan untuk mencintai Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, tapi menggunakan “Rasa” untuk agar kita enjoy untuk merebut Cinta Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ,. Sehingga kita bisa menikmati sebuah laku dan aktifitas agung yang membuat Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, mencintai kita. Dengan cahaya Cinta-Nya, maka cinta sejati kita pun akan tergugah dan bangkit untuk bernostalgia dengan Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, secara benar dan nyata.
Dan awas...!!! Jangan sampai terbalik...! Yakinlah, cinta kita kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, adalah palsu belaka, tatkala ternyata kita masih tidak meneladani beliau, dan kita masih enggan (bermalas-malasan) beribadah kepada-Nya.
Karena sering terjadi, hati ini merasa mencintai Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, padahal kita sedang mabuk-mabukan, kita sedang bermaksiat, kita benar-benar sedang melawan perintah Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ,. Inilah cinta palsu sebagai game-nya “rasa” dan merupakan penggunaan rasa yang salah tempat.
Dengan demikian, hakikat Keridlo-an Allah ﷻ akan terjadi dan sebagai pusaka maskot dalam ta’abud (beribadah) kepada Allah ﷻ yang berarti pula, bahwa tangan kita adalah Tangan Allah ﷻ, pendengaran kita adalah Pendengaran Allah ﷻ, dan seluruh aktifitas kita adalah Perbuatan Allah ﷻ sebagai manifestasi dan perwujudn dari manut Pandoming Urip (mengikuti pedoman hidup).
Catatan penting !!! Jika pernyataan diatas kebalik, maka seperti Abu Jahal. Dia sangat cinta kepada Allah ﷻ keponakannya Rasulullah ﷺ, sehingga dia sering kali menguping pada saat Kanjeng Nabi ﷺ melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Tapi apa? Dia sama sekali tidak meneladani Rasulullah ﷺ dan tidak menjalani perintah Allah ﷻ. Inilah Cinta Palsu.
Bolehkah kita mangkel (jengkel) kepada Allah ﷻ, benci kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, tapi kita harus tetap belajar untuk selalu enjoy dalam meneladani Rasulullah ﷺ dan menjalankan perintah-perintah Allah ﷻ. karena Allah ﷻ tahu bahwa kekasih-Nya sedang menaruh benci kepada-Nya, dan dengan segera Nur Allah ﷻ akan menyeruak masuk kedalam diri kita, merebut cinta kita, hingga kita terjalin hubungan yang mesra kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya.
Umar bin Khattab ra, juga pernah jengkel kepada Allah ﷻ, gara-gara Rasulullah ﷺ wafat. Beliau ngamuk sejadi-jadinya. Sampai-sampai beliau berkata “Siapa yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah tiada, maka aku akan memenggal lehernya”. kenapa Umar bin Khattab ra, berlaku demikian? Karena rasa Cinta yang hakiki sudah terlanjur ada dalam dirinya dan telah terhubung dengan Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Melihat kejadian Umar bin Khattab yang sedemikian itu, segera Nur Allah datang menyusup kepada lisan Abu Bakar ra, dan menyadarkan Umar bin Khattab kembali.
Inilah bukti nyata akan adanya Cinta sejati. cinta seorang Wali. Cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya benar-benar murni. Adalah hal biasa, manakala terjadi kisruh antar kekasih (antar wali), sehingga hatinya bergetar saat surat-surat cinta dari-Nya dilantunkan. Dan lagi-lagi, antar kekasih saling jatuh dalam Rengkuhan Cinta Sang Abadi.
Kayaknya sulit yaaa...! yaa sulit. Karena Mahabbah billah (Cinta kepada Allah) adalah level tertinggi bagi para wali setelah melampaui makam (kedudukan/level) Makrifat Billah (Mengenal Allah). Dalam hal ini (pada level puncak ini) Sosro Jalmo gathuk dengan pendapat seorang Dosen dan Guru Besar Perguruan Tinggi Nidhomul Muluk, Prof, DR. Imam Al-Ghozali Sang Hujjatul Islam dalam kitabnya “Ihya’ ‘Ulumuddin”
Maka tidak penting bagi kita apakah kita mencintai Allah dan Rasul-Nya? Yang terpenting adalah bagaimana Allah dan rasul-Nya mencintai kita.
Di penghujung bulan Ramadhan ini, semoga kita bisa merebut Cinta Allah ﷻ dan Cinta Rasul-Nya, yang berarti kejayaan dan kesuksesan selalu tercurahkan bagi kita. Amiin.
JUMENENG TEMEN
Angkasa, 75 Kawignyan 1 Y
بسم الله يسمكر صل على محمد
Selasa Pon, 12 Juni 2018 M/ 27 Ramadhan 1439 H.
YAA DZOHIRU
0 Response to "BERUSAHA MENJADI KEKASIH ALLAH DAN RASUL-NYA"
Post a Comment