KISAH NABI YA'KUB DAN NABI YUSUF ALAIHIMA SALAM
KISAH NABI YA’KUB DAN NABI YUSUF ALAIHIMAS SALAM
BIODATA NABI YA’KUB AS, Nama: Ya’kub/Israel bin Ishaq as, Periode sejarah : 1837-1690 SM. di Syiria (Syam) dan meninggal di Al-Khalil (Hebron) Palestina pula ada usia 147 tahun. Beliau diutus untuk kaum Kan’an. Jumlah keturunannya 12 anak laki-laki yaitu Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin dan 2 anak perempuan yaitu Dina dan Yathirah. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak 18 kali. Garis keturunannya adalah : (1) Adam As. (2) Syits (3) Anusy (4) Qinan (5) Mihlail (6) Yarid (7) Idris As. (8) Matusyalih (9) Lamak (10) Nuh As. (11) Sam (12) Arfakhsyad (13) Syalih (14) Abir (15) Falij (16) Ra’u (17) Saruj (18) Nahur (19) Tarakh (20) Ibrahim As. (21) Ishaq As. (22) Ya’kub as,
BIODATA NABI YUSUF AS. Nama: Yusuf bin Ya’qub. Periode sejarah: 1745-1635 SM. di Mesir tempat meninggalnya Nablus untuk bani Heksos dan bani Israel dengan meninggalkan 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan pada usia 110 tahun. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak : 58 kali. Garis Keturunan: (1) Adam As. (2) Syits (3) Anusy (4) Qinan (5) Mihlail (6) Yarid (7) Idris As. (8) Matusyalih (9) Lamak (10) Nuh As. (11) Sam (12) Arfakhsyad (13) Syalih (14) Abir (15) Falij (16) Ra’u (17) Saruj (18) Nahur (19) Tarakh (20) Ibrahim As. (21) Ishaq As. (22) Ya’kub as, (23) Yusuf as.
Allah berfirman dalam surat Yusuf “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) sebuah cerita yang paling bagus.”
Wahab bin Manbah berkata “Ketika Ya’kub keluar dari bumi Kan’an yang lari meninggalkan saudaranya ‘Ish. Kemudian Ya’kub as, menikah dengan anak dari bibinya bernama Rahil yang kemudian melahirkan Yusuf dan Bunyamin.
Saat menjelang kelahiran Yusuf Nabi Ya’kub as, sedang tidak ada dirumah melainkan berada di Syam / Syiria. Datanglah Jibril kepada Ya’kub as, dengan membawa kabar gembira bahwa ia telah dikaruniai seorang anak kali-laki yang sebelumnya Allah belum perah menganugerahkan anak seperti ini sebelumnya dengan wajah yang sangat tampan.” Sepulang dari Syam, Nabi Ya'kub as, tak henti-hentinya memandangi wajah putranya yang baru lahir itu. Dengan bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya Nabi Ya’kub as, mengadakan perayaan dengan menyembelih 1000 kambing untuk putranya, Yusuf dan dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Setelah Nabi Yusuf menginjak usia enam tahun, ibunya, saat Rahil melahirkan putra keduanya yakni Bunyamin ia meninggal dunia.”
Imam As-Sudai berkata “Allah membagi ketampanan Yusuf menjadi 10 bagian. Yang 9 dibagi kepada seluruh manusia dan yang 1 khusus diberikan kepada Yusuf.”
Dikatakan, suatu ketika Yusuf bercermin dan memandangi wajahnya sendiri, maka ia heran dan takjub akan ketampanannya sendiri, dalam hati ia bergumam “Jika seseorang ingin menjualku, maka harus dengan harga yang sangat mahal”. Dengan maklumat ini kemudian Allah menguasakan perihal yang dikatakan Yusuf oleh saudara-saudaranya dengan harga yang sangat mahal hingga menembus harga 27 Dirham. Ini adalah efek dari rasa heran akan ketampanannya sendiri.
Imam As-Sudai berkata “Saat Yusuf kira-kira usia 12 tahun, ia bermimpi melihat 11 bintang, matahari dan rembulan bersujud kepadanya. Kemudian diceritakanlah mimpinya itu kepada ayahnya Ya’kub as, “Wahai ayahku, sesungguhnya saya bermimpi melihat 11 bintang, matahari dan rembulan sujud kepadaku. Ya’kub berkata “Duhai putraku, jangan kau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka kecelakaan akan menimpamu.”
Hari-hari berikutnya, semua saudara Yusuf merasa penasaran akan mimpi Yusuf yang harus dirahasiakan dari semua saudara-saudaranya. Saudara-saudara Yusuf merasa iri dan menduga-duga akan mimpi Yusuf dan berkata “tidak apa-apa jika kelak Yusuf menjadi pemimpin kita, bisa jadi matahari itu adalah ayah kita, dan rembulan adalah ibu kita sedangkan kesebelas bintang itu adalah kita.”
Imam As-Sudai berkata “Setelah mereka mendengar perkataan Yusuf, timbullah pemikiran negatif pada mereka dan berkata “Sesungguhnya Yusuf dan Saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.”
Saat mereka menggembalakan domba-dombanya, datanglah Iblis yang menyamar sebagai penggembala pula dan berkata “Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja. Dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.” Maksud dari menjadi orang yang baik adalah setelah mereka membunuh Yusuf kemudian mereka bertaubat dan mengerjakan amal-amal saleh.
Seseorang diantara mereka berkata “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir.”
Akhirnya mereka pun sepakat untuk menjalankan aksinya dan masuk kedalam bilik dimana ayahnya berada serta meminta izin kepada ayahnya untuk mengajak serta Yusuf berburu bersama mereka. dan mereka berkata ”Jika ayahnya tidak mau melepaskan Yusuf, maka dengan terpaksa mereka akan membunuh Yusuf didepan ayahnya”.”
Imam As-Sudai berkata “Mereka menyelinap ke bilik ayahnya di lain waktu yang sudah dijanjikan sebelumnya untuk menengok keadaan ayahnya. Mereka mendapati ayahnya sedang duduk dan mereka pun duduk di sampingnya tanpa sedikitpun rasa sungkan maupun tata kerama.“
Melihat perubahan sikap pada anak-anaknya Nabi Ya’kub berkata “Ada apa dengan kalian?” mereka berkata ”Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main. Dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.”.”
Mendengar argumen mereka, Nabi Ya’kub pun berkata “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kamu lengah dari padanya.”
Mereka berkata “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi (menjadi orang-orang yang pengecut yang hidupnya tidak ada artinya).”
Mereka berkata “Bagaimana serigala itu bisa memakan Yusuf, sedangkan diantara kita ada saudaranya, Syam’un dimana ketika ia berteriak dengan sekali teriakan saja maka lahirlah semua orang-orang yang sedang hamil. Selain itu, diantara kita ada Yahudza, ketika ia marah maka dengan sekali marah saja singa-singa dapat akan terbelah menjadi dua.”
Setelah Nabi Ya’kub as, mendengarkan ocehan anak-anaknya ia berkata kepada putranya Yusuf “Esok hari, berangkatlah engkau bersama saudara-saudaramu untuk berburu. Aku sudah mengizinkanmu untuk pergi bersamanya.”
Ibnu Abbas berkata ra, ”Ya’kub berkata kepada putra-putranya bahwa ia sangat khawatir akan kepergian Yusuf bersama mereka, sebab ia sangat khawatir Yusuf akan dimakan serigala, sebab dalam mimpinya Yusuf berada diatas bukit dan di sekitarnya ada banyak serigala yang sudah siap siaga untuk menerkam Yusuf dan membunuhnya. Yusuf berteriak-teriak memanggil nama ayahnya yang saat itu ia sedang dikejar-kejar oleh kawanan serigala. Tiba-tiba bumi terbelah dan menelan Yusuf ke dasar jurang yang ada didalamnya, dan Yusuf tidak terlihat lagi setelah tiga hari lamanya. Hanya sampai di situlah nabi Ya’kub as, menceritakan mimpinya.”
Ibnu Abbas ra, berkata ”Ketika Yusuf hendak keluar ke medan perburuan, ia diberi pakaian kenabian (baju musafir kenabian) yang sudah turun temurun sejak dari nabi Adam as، hingga nabi Ya’kub as, dan kini giliran Yusuf yang memakainya. Baju itu dapat mengecil dan membesar dengan sendirinya menyesuaikan postur tubuh si pemakainya. Dan di tengahnya terdapat ikat pinggang yang terbuat dari emas.”
Selanjutnya, Yusuf keluar bersama saudara-saudaranya, dan ia telah membawa banyak bekal makanan dan minuman selama perburuan. Mereka berangkat bersama-sama dengan menunggang kuda. Nabi Ya’kub as, mengantar keberangkatan mereka sampai di tanah lapang diluar pemukiman bersama 40 orang pejalan kaki mengantarkan kepergian mereka. air mata Yusuf menetes deras hingga membasahi dadanya (tidak kuat untuk berpisah dengan ayahnya).
Setelah mereka hilang dari pandangan, Nabi Ya’kub as, kembali ke rumahnya. Dalam hati ia sangat menyesal telah melepaskan Yusuf pergi bersama saudara-saudaranya.
Setelah mereka jauh dari bumi Kan’an, salah seorang dari mereka mendorong Yusuf hingga terjatuh dari kuda dan melepaskan jubah (baju kurung) yang dikenakan Yusuf hingga tertinggal baju wasiat dari ayahnya. Yahudza (saudara tertua) berkata “Ambil baju kurung milik Yusuf itu dan berikan padaku akan ku buat kafan untuknya”. Mereka beranggapan bahwa Yahudza akan membunuh Yusuf. Dan mereka pun melemparkan Yusuf kepada Yahudza.”
Diantara mereka ada yang berkata “Janganlah engkau bunuh Yusuf. Hormatilah pesan ayah kalian” namun mereka tidak menghiraukan perkataan itu dan berkata “Aku harus membunuhnya.” Yusuf berkata “Sebelum kalian membunuhku, berilah aku air minum.” Namun mereka menolak untuk memberikan air minum kepada Yusuf.
Yahudza menyeret Yusuf ke tepian sumur yang ada di dekat mereka dimana mereka biasa memberikan minum domba-dombanya. Mereka berkumpul di dekat sumur tua itu kemudian mereka mengikat kedua tangan dan kaki Yusuf lalu dengan seutas tali, mereka bersama-sama menurunkan Yusuf kedalam sumur tersebut. namun ternyata tali itu kurang panjang, dan Yusuf masih tergantung ditengah-tengah lubang sumur itu.
Saat mereka memasukkan Yusuf ke dalam sumur, seluruh malaikat penghuni langit menangis karena merasa iba melihat perlakuan mereka terhadap Yusuf. Saudara-saudara yang lain sibuk mencari tali untuk menyambung kekurangannya, salah satu diantara mereka mengambil pisau dan memotong tali tersebut.
Rupanya di dasar sumur, Malaikat Jibril sudah siap-siap untuk menangkap Yusuf dan meletakkannya pelan-pelan di pangkuannya. Di sinilah kemuliaan (irhas) bagi calon seorang Nabi sudah mulai tampak.
Di malam hari saat mereka pulang, mereka berpapasan dengan ayahnya yang sedang duduk ditepian jalan demi menanti putra kesayangannya Yusuf, mereka pura-pua menangis. nabi Ya'kub melihat mereka tanpa Yusuf disisinya, lalu mereka mulai berbicara dusta mengenai kejadian yang telah menimpa Yusuf, bahawa Yusuf telah dimakan serigala. Mereka mengeluarkan jubah yang dikenakan Yuauf yang telah dlumuri darah domba untuk menguatkan kebohonagnnya. Tetapi, nabi Ya'kub tidak melihat adanya kerusakan atau sobekan bekas gigitan serigala pada jubah Yusuf dan berkata "Sungguh aneh serigala ini, mengapa ia bisa bersikap ramah terhadap Yusuf, mau memakan orangnya tapi tidak merusak pakaiannya." maka Nabi Ya'kub mencium aroma kedustaan diantara mereka dan berkata "Sebenarnya kalianlah yang memandang baik perbuatan buruk itu, maka kesabaran yang baik adalah kesabaranku. hanya kepada Allah-lah tempat memohin pertolongan terhadap apa yang kalian ceritakan."
Kemudian nabi Ya'kub meminta kepada mereka untuk menghadirkan serigala yang (kata mereka) telah memakan Yusuf untuk diinterogasi dan memohon kepada Allah agar serigala itu dapat berbicara layaknya manusia "Tunjukkan serigala itu kepadaku, agar aku mendapat keterangan yang jelas !" pinta nabi Ya'kub kepada putra-putranya. lalu nabi ya'kub berkata kepada serigala tersebut :
"Wahai serigala, mengapa engkau membuatku risau dan sedih perihal putraku?" serigala menjawab "Wahai nabi Allah, demi Dzat yang telah memilihmu menjadi nabi, saya tidak merasa memakan daging manusia, dan tidak pernah pula merasakan kulitnya. saya tidak mengetahui kejadian yang menimpa putramu. Saya hanyalah serigala (dari wilayah) asing yang datang kemari (wilayah Mesir) untuk menemui saudaraku. saya kehilangan dia sejak beberapa hari lamanya. ketika saya melihat putra-putramu tiba-tiba saya jadi bodoh dan mulutku berlumuran dengan darah sehingga memberatkan diriku (dalam kepayahan) hingga putra-putramu membawaku kepadamu. Ketahuilah bahwa Allah mengharamkan daging para nabi-Nya untuk kami mangsa." lalu Ya'kub bertanya kepada serigala itu "Lantas dimana Yusuf?" serigala itu menjawab "Ia tidak berada di alam manusia juga tidak ada di alam gaib."
Mendengar jawaban itu, nabi Ya'kub pergi untuk berkholawat (menyepi) selama berhari-hari, menangis karena sedih yang teramat dalam hingga kedua matanya buta.
Imam As-Sudai menceritakan “Setiap hari nabi Ya’kub duduk ditepian jalan dan bertanya kepada setiap orang yang lewat perihal anaknya Yusuf. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya “Jika engkau terus menangis dihadapan seluruh makhluk maka mereka tidak akan pernah bisa menyembuhkan kesedihanmu, bahkan namamu akan hilang dari daftar dewan kenabian.” Setelah itu Ya’kub membangun rumah yang diberi nama rumah duka, dan beliau menetap disana.”
Wahab bin Manbah berkata “sumur itu terletak diantara negeri Kan’an dan Mesir persis di tepi jalan raya.” Menurut Imam As-Sudai “orang yang menggali sumur itu adalah Sam bin Nuh dan diberi nama ‘sumur / tempat kesedihan’. Jika dilihat dari luar mulut sumur sangat sempit, namun di dalamnya sangatlah luas dan gelap lebarnya kira-kira 400 dziro’ (16 meter), debit airnya kira-kira seukuran sak pengadek (orang berdiri) dan terasa asin. Ketika nabi Yusuf diceburkan kedalam sumur tersebut rasa airnya pun berupa tawar.
Melihat adanya sosok manusia di dalam sumur, seekor ular hendak memangsanya, lalu dengan segera malaikat Jibril membentak ulat tersebut, seketika ular itu kembali dan dengan sekali bentak semua ular yang ada di bumi menjadi tuli hingga saat ini, maka tak ayal jika indera ular terletak pada lidahnya dan bukan pada telingannya.
Imam Qotadah berkata “Jibril datang dengan membawa jubah lantas memakaikannya, ia juga membawa makanan dan minuman dari surga, sehingga saat itu sumur yang gelap menjdi terang bahkan layaknya taman yang terang yang penuh dengan keindahan.” Jibril berkata kepada Yusuf “Janganlah engkau takut,. Saya datang kemari untuk menemanimu selama engkau tinggal disini.”
Di malam hari saat mereka pulang, mereka berpapasan dengan ayahnya yang sedang duduk ditepian jalan demi menanti putra kesayangannya Yusuf, mereka pura-pua menangis. nabi Ya'kub melihat mereka tanpa Yusuf disisinya, lalu mereka mulai berbicara dusta mengenai kejadian yang telah menimpa Yusuf, bahawa Yusuf telah dimakan serigala. Mereka mengeluarkan jubah yang dikenakan Yuauf yang telah dlumuri darah domba untuk menguatkan kebohonagnnya. Tetapi, nabi Ya'kub tidak melihat adanya kerusakan atau sobekan bekas gigitan serigala pada jubah Yusuf dan berkata "Sungguh aneh serigala ini, mengapa ia bisa bersikap ramah terhadap Yusuf, mau memakan orangnya tapi tidak merusak pakaiannya." maka Nabi Ya'kub mencium aroma kedustaan diantara mereka dan berkata "Sebenarnya kalianlah yang memandang baik perbuatan buruk itu, maka kesabaran yang baik adalah kesabaranku. hanya kepada Allah-lah tempat memohin pertolongan terhadap apa yang kalian ceritakan."
Kemudian nabi Ya'kub meminta kepada mereka untuk menghadirkan serigala yang (kata mereka) telah memakan Yusuf untuk diinterogasi dan memohon kepada Allah agar serigala itu dapat berbicara layaknya manusia "Tunjukkan serigala itu kepadaku, agar aku mendapat keterangan yang jelas !" pinta nabi Ya'kub kepada putra-putranya. lalu nabi ya'kub berkata kepada serigala tersebut :
"Wahai serigala, mengapa engkau membuatku risau dan sedih perihal putraku?" serigala menjawab "Wahai nabi Allah, demi Dzat yang telah memilihmu menjadi nabi, saya tidak merasa memakan daging manusia, dan tidak pernah pula merasakan kulitnya. saya tidak mengetahui kejadian yang menimpa putramu. Saya hanyalah serigala (dari wilayah) asing yang datang kemari (wilayah Mesir) untuk menemui saudaraku. saya kehilangan dia sejak beberapa hari lamanya. ketika saya melihat putra-putramu tiba-tiba saya jadi bodoh dan mulutku berlumuran dengan darah sehingga memberatkan diriku (dalam kepayahan) hingga putra-putramu membawaku kepadamu. Ketahuilah bahwa Allah mengharamkan daging para nabi-Nya untuk kami mangsa." lalu Ya'kub bertanya kepada serigala itu "Lantas dimana Yusuf?" serigala itu menjawab "Ia tidak berada di alam manusia juga tidak ada di alam gaib."
Mendengar jawaban itu, nabi Ya'kub pergi untuk berkholawat (menyepi) selama berhari-hari, menangis karena sedih yang teramat dalam hingga kedua matanya buta.
Imam As-Sudai menceritakan “Setiap hari nabi Ya’kub duduk ditepian jalan dan bertanya kepada setiap orang yang lewat perihal anaknya Yusuf. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya “Jika engkau terus menangis dihadapan seluruh makhluk maka mereka tidak akan pernah bisa menyembuhkan kesedihanmu, bahkan namamu akan hilang dari daftar dewan kenabian.” Setelah itu Ya’kub membangun rumah yang diberi nama rumah duka, dan beliau menetap disana.”
Setiap hari nabi Ya’kub duduk di tepian jalan sambil menangis dan menanykan keberadaan Yusuf kepada setiap orang / karafan yang melintasi jalan itu. Lalu Allah mewahyukan kepadanya “Jika engkau larut dalam kesedihan dan mengadukannya kepada setiap makhluk maka prediketmu akan terhapus dari daftar kenabian.” Setelah mendengar Wahyu itu Nabi Ya’kub pulang dan mendirikan rumah kecil yang disebut "Baitul Hazan" /rumah duka dan meniti kesabaran disana.
Menurut Ibnu Abbas RA : penyebab ujian perpisahan antara nabi Ya’kub dan putranya Yusuf adalah ketika nabi Ya’kub mengadakan perayaan kelahiran Yusuf dengan menyembelih kambing dan dibagi-bagikan kepada fakir miskin yang ada disekitarnya namun tanpa sepengetahuannya ada salah satu seorang fakir yang tidak kebagian daging tersebut. Dalam hati si fakir merasa jengkel selama tujuh hari lamanya lantaran tidak kebagian daging.
JUMENENGAN TEMEN
Bantala, 70 Kawignyan 1 Y
Kamis Pon, 7 Juni 2018 M / 22 Ramadhan 1439 H.
YAA MUQTADIR (Yang Maha Berkuasa)
YAA MUQTADIR (Yang Maha Berkuasa)
0 Response to "KISAH NABI YA'KUB DAN NABI YUSUF ALAIHIMA SALAM"
Post a Comment